Gunungkidul DIY, Kompasone.com — Sriyatun, STP., koordinator BPP Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul sampaikan kesanya saat dirinya mengabdi sebagai Penyuluh Pertanian, ia berlinang air mata ketika sampaikan pengalamannya semenjak tahun 1985 hingga sekarang purna tugas.
"Saat itu belum ada kendaraan seramai sekarang, dulu ketika berkunjung di lahan-lahan petani kita jalan kaki naik turun gunung," ucap Sriyatun berderai air mata.
Yang tak bisa saya lupakan, saat itu ketika saya mau berangkat kerja, kata dia. kala itu belum punya kendaraan, saya ikut truck angkutan ke pasar.
"Dari rumah kita sudah mandi, sampai tempat kerja kita kelihatan lebih putih karena terkena tepung gaplek dari truck angkutan pasar tersebut,"cerita dia kala itu.
Lebih lanjut ia katakan. hingga saat ini per (1/12/2024), saya purna tugas, meskipun demikian saya berharap hubungan kaitanya dengan persaudaraan dan kaitanya dengan pertanian terus di jalin. sektor pertanian sudah mendarah mendaging di jiwa saya.
"Selama saya mendampingi Bapak Ibu petani semua ada hal yang salah saya mohon dimaafkan," harapnya banjir air mata (2/12/2024).
Sontak apa yang di sampaikan oleh Sriyatun memantik tangis sedih yang hadir saat pamitan purna tugas, bagaimana tidak Sriyatun yang merupakan koordinator BPP Saptosari di kenal sebagai sosok penyuluh yang ramah, responsif, akrab sumeh dan gampang bergaul. dari deretan yang hadir, nampak Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS), Emi Hedayanti terlihat ikut berkaca-kaca meneteskan air mata.
Sementara itu ketua Gapoktan Tani Manggala dari Kalurahan Monggol, Subaladi menyampaikan ucapan terimakasih kepada koordinator yang purna tugas, ia juga meminta maaf jika selama ia bertugas banyak petani yang kurang bisa memahami arahan-arahan dari BPP,
"Selamat berkumpul dengan keluarga, sehat, rukun dan bahagia," ujar Subaladi.
Senada dengan ketua Gapoktan Monggol, ketua Gapoktan dari Kalurahan Jetis, Harso Sentono juga menyampaikan kepada media, bahwa sosok koordinator yang satu ini luar biasa, selama ia mendampingi kelompok tidak kenal lelah,
"Meskipun perempuan, Ibu ini tidak kenal lelah, panas, hujan, tetap mendampingi petani," tutur Harso Sentono.
Kata pamit serupa juga di sampaikan oleh Imron Al Rasyid, namun ia beda dengan Sriyatun, kalau Sriyatun purna tugas, Imron Al Rasyid pindah tugas di BPP lain.
Setelah kata pamit selesai kemudian di lanjutkan pemberian kenang-kenangan dari Gapoktan kepada Sriyatun yang purna tugas, keakraban peluk tangis mewarnai kata pamit yang di gelar di salah satu rumah makan di area Saptosari. acara tersebut di hadiri Gapoktan, perwakilan Poktan, perwakilan Perangkat, Penyuluh dan Penyuluh Swadaya (PPS).
( Mbah Pri )