Nabire Papua Tengah, kompasone.com - Tim Investigasi Ham Kabupaten Puncak, Mahasiswa Puncak se-Indonesia Bersama Lembaga Bantuan Hukum (MPS-LBH TKP) Papua, melakukan diskusi Konsolidasi Masa. Diskusi Dilakukan untuk menanggapi pembangunan Gudang Logistik di AGANDUGUME, yang dilakukan sepihak tanpa persetujuan oleh Pemilik Hak Ulayat dan dengan cara Paksa Oleh Pihak Keamanan (TNI-POLRI) dan Pemerintah Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Gelar Diskusi dilakukan oleh Tim Investigasi Ham Kabupaten Puncak. Via Google Meet. Dengan Topik Diskusi " KONSOLIDASI MASA JUMPA PERS, MAHASISWA PUNCAK SE-INDONESIA". Pada Minggu, (07/07/2024), Pukul. 19-21
30. Waktu Papua.
Dalam Diskusi, dihadiri oleh Pimpinan-pimpinan Kota studi yakni dari : kota Studi Nabire, Manokwari, Jayapura, Timika, Sorong, Gorontalo, Manado, Makassar, dan Se-Jawa dan Bali. Anggota Meating 50 Orang yang merupakan berasal dari Mahasiswa Puncak, tergabung Alumni dan Para Intelektual Kabupaten Puncak.
Diskusi diawali Dengan Pembacaan Situasi Terkini Kabupaten Puncak, secara Khusus Distrik Sinak,Oneri dan Agandugume, Tiga Titik Distrik ini menjadi sarang dan serangan TNI-POlri.
" Mobil Patroli yang selalu Putar keli-ling kota Ilaga itu, didalamnya Ada Orang-Orang Asli Ilaga, Beoga, Sinak, Agandugume yang diperalatkan bOleh TNI sebagai Provokator. Mereka ini dipake untuk memata-matai Masuknya OPM", ucap Magai Saat Diskusi.
Dengan penyampaian yang sama. Jhon T, Juga mengakui bahwa situasi di Kabupaten Puncak sangat tidak Kondusif, terutama Sinak, Agandugume dan Oneri.
"Situasi Terkini di Sinak,Oneri dan Agadugume Darurat Kemanusiaan. Pihak-pihak TNI -POLRI mereka masuk di perkampungan Masyarakat sipil, dan menakut nakuti Masyarakat. Mereka pemeriksaan terhadap Rumah Warga, bahkan sampai dengan ada sikap Diskriminatif"
Tambahnya Timanius M. " TNI-POLRI mereka sudah menduduki Agandume. Kehadiran mereka membuat Pemuda-Pemuda semua melarikan Diri bersembunyi di hutan belantara, sampai saat ini keberadaan Masyarakat belum di temui. Yang ada di Agandume cuman hamba-hamba Tuhan saja"
Para pemuda dan Intelektual Agandume juga melakukan penolakan Pembangunan Logistik. Sampai Pihak-pihak pemuda bertemu dengan Dandim dan Polres Puncak untuk menolak pembangunan Gudang Logistik di Agandume. Namun Pihak Keamanan tidak merespon dan tetap saja memaksa.
" Pihak keamanan memaksa Masyarakat untuk membangun Gudang Logistik ini, sebenarnya ada apa? Pemilik Hak Ulayat dan Masyarakat yang mereka butuh saja sudah Tolak, Tapi Pihak Keamanan dan pemerintah Puncak memaksa dengan alasan semua Bantuan dari Pusat", tegasnya M Magai.
Dalam situasi TerkininPihak TNI melakukan Penyerangan mengunakan Camera Droone Trhadap OPM tanpa mempertimbangkan hak Perlindungan dan keamanan Masyarakat Sipil, hal ini mengakibatkan Sala satu Warga Sipil atas Nama T Kullua mengalami Luka-Luka.
Perjuangan TNI-POLRI bukan hanya saja upaya untuk pembangunan Rumah Gudang Logistik di Agandume, Namun ada Misi-Misi terselumbung yang di kerjakan.
"Jadi kawan-kawan kita juga harus menyadari bahwa TNI dan POLRI bukan saja mengejar pembangunan,tapi pasti ada Misi-misi terselumbung yang dikejar.
Misalkan Melihat dengan Agandume ada Potensi alam, atau misi penangkapan terhadap OPM dll", Ucap Ketua Tim Mis M.
Usai Diskusi Online (Daring), selanjutnya menyepakati bahwa, akan melakukan Jumpa Pers serentak se-Indonesia oleh Mahasiswa Puncak se-Indonesia, untuk merespon pergerakan TNI-POLRI di Oneri, Sinak dan Agandume.
Dalam Diskusi, juga menyempakati bahwa, Pihak Pemerintah Puncak secara Umum Provinsi Papua Tengah sebagai pemegang Otoritas, Jika tidak merespon Aspirasi Mahasiswa Puncak se-Indonesia, Maka selanjutnya Mahasiswa akan melakukan Aksi mogok di setiap Kota Studi.
"Tolak Pembangunan Logistik di Agandume, dan Hentikan Operasi Militer Terhadap Rakyat Sipil di Agandume, Sinak dan Oneri"
(Tim Investigasi Ham Kabupaten Puncak)