Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

BUDI FEBRIANDI SP Nyatakan Sikap Siap Maju untuk BA 1 C dari jalur Independen.

Jumat, Maret 01, 2024, 13:17 WIB Last Updated 2024-03-01T06:17:35Z


Limapuluhkota, Kompasone.com -Menghadapi Pilkada 2024 yang akan datang. Beberapa nama tokoh masyarakat di Kabupaten Limapuluh Kota sudah semakin heboh jadi perbincangan masyarakat. Diantaranya adalah Budi Febriandi SP. Akademis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh yang akan pensiun 4 tahun lagi.


Desakan dari pemuka masyarakat Limapuluh kepada Budi Febriandi.SP, kini semakin gencar. Baik yang datang dari kampung halaman maupun dari rantau. Hal ini dikarenakan Budi Febriandi disamping akademisi,  dulu juga pernah menjabat Ketua Persatuan Walinagari sekabupaten Limapuluh kota dan sekaligus juga menjabat Sekretaris Forwana Sumatra Barat, (2009-2014) saat dia menjabat Wali Nagari Sarilamak selama 8 tahun. Makanya Budi Febriandi disukai masyarakat. Karena masyarakat menilai Budi Febriandi sangat memahami persoalan masyarakat sampai ke kelas bawah.


"Dalam memajukan masyarakat, Negara sangat menghargai kebebasan berpendapat. Apalagi dalam masalah memilih pemimpin. Disamping melalui jalur partai, Pemerintah juga membuka jalur independen. Yaitu pilihan dan dukungan langsung dari masyarakat. Dengan memberikan foto Copy KTP dan pernyataan dukungan. Masyarakat bisa mengusulkan langsung calonnya ke KPU. Dan bila syarat syaratnya mencukupi, KPU wajib meluluskannya." terang Afrianto SH. Salah seorang pakar Hukum Sumatra Barat yang kini namanya semakin dikenal publik.



Didesak masyarakat Limapuluh kota, untuk maju sebagai calon Bupati Limapuluh kota periode 2024-2929 yang akan datang dari jalur perorangan (independen) saat kami tanya Budi Febriandi menjawab. "Kalau memang itu kehendak masyarakat Limapuluh kota, saya siap mengambil pensiun muda." ucap Bapak dua anak, yang berperawakan tenang ini. Menyatakan kesiapannya.


"Pilihan masyarakat kepada Budi Febriandi adalah hal yang sangat tepat. Karena boleh dikatakan selama hidupnya Budi Febriandi adalah orang masyarakat. Mulai dari SMP Budi selalu aktif berorganisasi. Inilah yang membuat jiwa kebersamaannya sangat baik." kata Ujang (56 th) salah seorang Masyarakat yang kenal Budi sejak kecil.


Disamping itu, Budi Febriandi juga lama aktif dalam kepengurusan Muhamadiyah. Dan juga sangat menyenangi kegiatan kegiatan Surau. Sehingga jadi murid kesayangan Almuqarram Syeikh Janius Ahmadi Dt.Maliputi (almarhum) di Surau Tanjung Ketinggian Sarilamak. Dan kini Budi aktif mengikuti kajian bersama Syeikh Mulia di Ketinggian. Makanya Budi Febriandi sangat tepat jadi Bupati, sebab dia seorang Umara yang alim." ucap Syeikh Mudo Ismet Abdillah.


"Menurut hemat kami, jalur independen adalah cara yang paling tepat untuk masyarakat Limapuluh kota dalam memilih Pemimpin. Karena rasa persaudaraan di Limapuluh kota masih sangat tinggi. Dan rasa Seiya sekatanya sangat kuat. Maka melalui jalur independen selisih pendapat dalam masyarakat jadi kurang. Karena masyarakat itu sendiri yang menyiapkan pemimpinnya dari awal. Dan masyarakat itu pula yang mendukung dan memenangkannya. jadi masyarakat tidak membeli kucing dalam karung. Itulah hebatnya jalur independen." ucap salah seorang pengamat politik Erwin Chaniago menilai.


"Tidak seperti yang terjadi selama ini. Masyarakat tidak tahu menahu tentang calon pemimpin yang akan mereka pilih. Karena telah langsung disediakan partai. Sehingga masyarakat hanya kenal melalui baleho dan saat kompanye. Mau tidak mau mereka harus memilih, karena itu aturan." Tambah laki laki gagah bertumbuh gempal ini.


"Kalau kita ingin maju, dan aspirasi masyarakat cepat tersalur. Masyarakat memang harus mengambil inisiatif melalui jalur independen. Karena dengan jalur independen, mitra bupati dalam membangun, adalah masyarakat itu sendiri. Sehingga tugas tugas anggota Dewan sebagai wakil rakyat tidak rumit. Karena aspirasi dari masyarakat yang diserap anggota Dewan, yang mengeksekusinya (Eksekutif) adalah bupati pilihan rakyat itu sendiri. Maka tentu program program jadi sejalan.


Berbeda dengan jalur partai. Aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui wakilnya di DPRD, bisa saja terkendala oleh kepentingan partai pengusung. Kita bisa lihat Kodya Bukitinggi, mereka sukses maju dari jalur independen. Sehingga pembangunan daerah jadi lancar. Karena dengan jalur independen, tidak saja ke pusat kita dapat minta bantu. Bahkan melalui kerja sama swastapun kita bisa membangun, selagi itu menguntungkan ke masyarakat dan tidak bertentangan dengan undang undang. itulah keuntungan jika masyarakat langsung yang melahirkan pemimpinnya melalui jalur independen " Kata  aktifis Masyarakat Ahmad Tito menambahkan.


"Pemimpin rakyat tentu dari rakyat, pemimpin partai tentu dari partai. Yang akan kita pilih pemimpin rakyat atau pemimpin partai?" tutup Syeikh Mulia di

Ketinggian singkat, ketika kami tanya pendapatnya tentang Pilkada.


( Andri )

Iklan

iklan

_

iklan

_

iklan

_

iklan