Limapuluh kota, Kompasone.com - Reni seorang ibu rumah tangga dari Nagari Sarilamak, ungkapkan kekesalannya pada awak media (Selasa 26/3).
Pasalnya, Reni merasa pelayanan untuk sebuah daerah sebagai Pusat Ibukota Kabupaten (IKK) sangat tidak mencerminkan fasilitas yang layak. Terutama PDAM. "Airnya sering mati. Dan kadang hanya malam hari mengalirnya. Dan itupun sering kecil seperti kencing uwia uwia." Kata Ibu Muda (36) th ini tertawa menyimpan kedongkolan.
Disamping itu, airnya jika mengalir juga sering keruh. Atau bercampur lumpur. Tapi gimana lagi, kita memang butuh. kata Reni menuturkan.
Yang susahnya jika musim panas, air mati. Terpaksa kami ke sungai buat mencuci dan mandi. Sudahlah anak anak saya kecil kecil, kan repot gendong sana gendong sini." Keluh ibu tiga anak ini.
Sudah semestinya pemerintah memperhatikan fasilitas pelayanan ke masyarakat di IKK ini. Apalagi semua berkantor di sini, biar Dewan maupun Bupati, dan wakil Bupatipun orang sini pula. Tidak mungkin Bapak bapak itu tidak tahu keadaan daerah sini" Tambah ibu muda ini kecewa.
"Dalil apapun sebenarnya tidak layak jadi alasan untuk kurang diperhatikannya Nagari Sarilamak ini sebagai sasaran pembangunan. Disamping Nagari Sarilamak adalah IKK sebagai pusat ibukota Kabupaten. Sarilamak juga daerah terpinggir Limapuluh kota. Karena Sarilamak berbatasan langsung dengan propinsi Riau yaitu jorong Buluh Kasok. Maka Sarilamak mesti menjadi prioritas pembangunan. Jika memang program pembangunan dari pinggir merupakan langkah pembangunan yang akan dijalankan pemerintah limapuluh kota yang bermoto Madani-madanian itu.." Ungkap salah seorang pemuka masyarakat Sarilamak menutup.
(Indra Adrismel)