Sleman DIY, Kompasone.com — Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Johannes Dartha Pakpahan, S.H., Magister Of Arts. berpesan kepada pengurus SBSI Daerah Istimewa Yogyakarta agar memperjuangkan hak-hak buruh di Yogyakarta, ia juga berpesan jangan jual buruh terhadap siapapun, pesan tersebut disampaikan saat melantik pengurus Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta bertempat di gedung Sekda Kabupaten Sleman pada Senin (30/6/2025).
"Jangan pernah jual buruh di hadapan pemerintah maupun Apindo, jika itu kalian lakukan, SBSI akan kejar kalian kemanapun kalian pergi," tegas Ketum SBSI.
Lebih lanjut Johannes Dartha Pakpahan sampaikan, ingat tugas dan tanggung jawab kalian, sejahterakan buruh maka ekonomi akan maju dan rakyat pasti akan sejahtera.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan Tri Dharma Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, berikut Tri Dharma SBSI,
1.Kami para Buruh Indonesia bertekad, menjunjung tinggi Pancasila, dan UUD 1945, dalam setiap sikap dan tindakan kami.
2.Kami para buruh Indonesia bertekad, memperjuangkan kemakmuran para buruh Indonesia, yang berlandaskan atas keadilan, serta harkat dan martabat kami, sebagai insan Pancasila.
3.Kami para buruh Indonesia bertekad, membangun bangsa dan bekerja keras, dilandasi tanggungjawab kami, sebagai warga negara Indonesia.
Setelah membaca Tri Dharma yang dipimpin Yosep Pranoto kemudian dilanjutkan sambutan ketua Koordinator Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono, S.T., M.T. Dani menyampaikan pada hari yang penting ini, kita berkumpul untuk satu tujuan mulia, yaitu menguatkan Serikat buruh.
"Kita hadir disini bukan sekedar memenuhi undangan. tetapi untuk meneguhkan komitmen kita terhadap perjuangan demi hak-hak dan kesejahteraan seluruh pekerja," ucap Dani.
Serikat buruh, kata Dani, bukanlah sekedar organisasi. Serikat buruh adalah benteng pertahanan bagi hak-hak pekerja, suara kolektif yang sering kali tidak terdengar secara individual, dan platform perjuangan untuk menciptakan keadilan di tempat kerja.
"Tanpa serikat buruh yang kuat, posisi pekerja akan selalu rentan. Upah bisa ditekan. kondisi kerja bisa dieksploitasi, dan jaminan sosial bisa diabaikan," ujarnya.
Lebih lanjut Dani sampaikan, kita menghadapi berbagai tantangan yang terus berevolusi. Globalisasi, otomatisasi, dan fleksibilitas kerja yang seringkali merugikan, adalah beberapa diantaranya.
"Lantas bagaimana kita menguatkan diri di tengah badai tantangan ini, ada beberapa pilar utama yang harus kita tegakkan," jelas Dani.
Solidaritas internal dan eksternal, kuatnya serikat buruh dimulai dari solidaritas di antara anggota, namun, kita juga perlu membangun aliansi dengan serikat buruh lain. Organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan bahkan pemerintah yang berpihak pada buruh, bersama kita lebih kuat.
"Transparansi dan akuntabilitas sebuah serikat buruh yang kuat adalah yang dipercaya oleh anggotanya. transparansi dalam pengelolaan organisasi dan akuntabilitas dalam setiap tindakan adalah kunci untuk membangun kepercayaan ini," ungkap Dani mengakhiri.
Usai pelantikan dan sambutan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan dasar perburuhan KSBSI 2025. diantaranya tentang UU ketenagakerjaan dan perlindungan buruh, Advokasi dan negosiasi, aplikasi JMO, sosialisasi BPJS kesehatan dan sejarah, peran serikat buruh dan pergerakan.
Hadir dalam pelantikan KSBSI Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut diantaranya, Bupati Sleman H. Harda Kiswaya, Polda DIY, Disnaker DIY, BPJS ketenagakerjaan DIY, BPJS kesehatan DIY, Apindo dan ormas FKJR , Paksi Katon dan ormas lainya yang diundang.
( Mbah Pri )